Diet mudah dengan SciO DietSensor

Di zaman modern ini bermacam - macam gadget yang memudahkan kegiatan dan aktivitas semakin maju. salah satu yang mungkin akan booming di tahun ini adalah SciO. produk ini dapat membantu kita mendeteksi kandungan dalam makanan. Berikut artikel yang di lansir melalui CNN Indonesia.





Jakarta, CNN Indonesia -- Penasaran dengan kandungan kalori yang terdapat dalam makanan? Kini tidak perlu repot-repot mencari tahu karena baru-baru ini telah dibuat suatu alat ajaib untuk mengungkap kandungan dalam makanan.

Gadget yang diberi nama DietSensor ini merupakan inovasi dari bisnis startup asal Perancis. DietSensor yang baru diluncurkan pada Consumer Electronics Show (CES) 2016 ini cukup menarik perhatian.

Pasalnya, alat 'sensor makanan' pintar yang muat di kantong ini dapat menganalisa kandungan yang terdapat pada makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi seseorang.

DietSensor menggunakan sensor molekul kecil nan pintar bernama SciO yang terkoneksi dengan Bluetooth. Sensor ini dapat menentukan susunan kimiawi makanan atau minuman yang didasarkan pada bagaimana molekul berinteraksi dengan cahaya.

Pilihan Redaksi
Lenovo Ikuti Microsoft Bikin Tablet Hybrid
Tak Selamanya Ponsel Fitur Sidik Jari Mahal
Samsung Umumkan Tablet Raksasa Pesaing iPad Pro
LG Bikin Layar 18 Inci yang Bisa Dilipat
Alat ini menggunakan sinar inframerah dekat yang aman, di mana dapat digunakan untuk melakukan sensor ketika alat diarahkan pada makanan atau minuman tertentu.

Mengutip dari situs DietSensor, sensor ini dapat mendeteksi jenis makanan homogen, seperti keju, roti, dan kentang tumbuk, sementara roti lapis dan donat yang memiliki kandungan lebih kompleks tidak termasuk dalam kategori yang bisa dianalisa. Alat ini juga bisa menganalisa kandungan dalam makanan buatan rumahan.

Data yang berhasil diambil akan dianalisa untuk mengungkap kandungan zat serta mengirimkan hasilnya ke dalam aplikasi yang bisa diakses melalui ponsel pengguna.
Sementara, dengan menggunakan jaringan internet, data tersebut juga akan dianalisa lebih dalam sehingga DietSensor dapat memberikan informasi dan tips terkait berapa banyak kadar kalori dalam makanan yang baik untuk tubuh.

Alat ini diciptakan oleh Remu dan Astrid Bonnasse, di mana pada tahun 2014 mereka terinspirasi dari putri mereka yang berusia 9 tahun yang didiagnosa menderita penyakit diabetes tipe 1. Setiap kali mereka harus memantau jumlah asupan karbohidrat dalam setiap porsi makan putrinya serta mengukur kadar insulin.

Pasangan ini pun bekerja sama dengan perusahaan Consumer Physics dari Isreal untuk mengembangkan gadget yang dapat membuat proses 'sensor' kandungan makanan menjadi lebih mudah. Perangkat ini pun menggunakan konsep spektroskopi, di mana dapat mendeteksi bagaimana berbagai molekul makan memiliki getaran-getaran yang unik ketika berinteraksi dengan cahaya. Meskipun metode ini sudah pernah digunakan sebelumnya di berbagai laboratorium ilmiah, namun konsep ini baru pertama kali dihadirkan ke dalam sebuah alat untuk konsumen di dalam DietSensor.

Penyakit seperti diabetes dan obesitas memang masih menjadi masalah 'klasik' di tengah masyarakat. Mengutip dari situs WHO, pada tahun 2014 tercatat bahwa sekitar 13 persen dari penduduk dewasa di atas usia 18 tahun di dunia menderita obesitas. Selain itu, terdapat 1,5 juta kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit diabetes di tahun 2012. Bahkan, WHO pun meramalkan bahwa diabetes akan menjadi penyakit 'pembunuh' nomor 7 yang menyebabkan kematian pada tahun 2030. terdapat 380 juta orang yang menderita menyakit diabetes.

DietSensor (dok.Dietsensor)
Maka dari itu, alat ini nantinya diharapkan dapat menjadi 'asisten digital' yang membantu orang-orang, khususnya para penderita diabetes dan penyakit kardiovaskular lainnya agar selalu memperhatikan asupan makanan mereka.

Manfaat nyata yang dibawa oleh inovasi alat ini ternyata mengantarkan DietSensor hingga mendapatkan penghargaan 'Best Innovation Awards Honoree' sebagai salah satu 'pelatih nutrisi instan' dengan menggunakan sensor. Selain itu, DietSensor juga menjadi salah satu dari 27 inovasi digital terbaik di dunia dalam acara CES 2016.

Alat ini akan mulai dipasarkan dengan harga $249 atau setara dengan Rp 3,45 juta dengan dilengkapi aplikasi yang dapat diunggah secara gratis, namun memiliki biaya bulanan sebesar Rp 138 ribu.





SUMBER : CNN INDONESIA dan Google

No comments

Powered by Blogger.